Radang paru-paru, yang telah mengklaim hak hidup lebih dari 1.2 juta anak di bawah usia 5 tiap tahunnya, merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia, menurut WHO. Di beberapa daerah seperti Asia Selatan dan sub-Sahara Afrika, Pneumonia menempati 85% dari kematian pediatrik.

Sebuah team dari Australia menggunakan informasi tersebut untuk membangun sebuah aplikasi yang disebut StethoCloud. Yup, Stetoskop berbasis Cloud. Terdiri dari aplikasi dan stetoskop yang built-in denagn mikrofon dan terhubung dengan telepon seluler, memungkinkan pengguna merekan suara nafas dan meng-upload ke layanan cloud untuk remote diagnosis.

Idenya berawal ketika Hon Weng Chong, salah satu anggota dari team, melihat anak-anak yanng menderita radang paru-paru. “Apa yang membuat saya tertarik mengikuti kompetisi Imagine Cup Grants program adalah tema yang menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah yang paling sulit di dunia”, ungkap Chong pada September lalu. “Dan saya melihat apa yang terjadi pada anak-anak dengan radang paru-paru, tidak hanya dari literatur dan statistik kesehatan global, tapi juga secara nyata pada masa saya masih menjadi mahasiswa Kedokteran.” tangkap z4comp dari pemberitaan di cnetnews, Kamis (06/12/2012).

http://asset1.cbsistatic.com/cnwk.1d/i/tim/2012/12/05/7525405404_2fd65afb54_b_441x296.jpeg
Dr. Hon Weng Chong

Saat ini, aplikasi rancangan Hon tersebut dianugrahi sebagai finalis peringkat kedua dari kompetisi Imagine Cup Grants Program, dan mendapatkan hadiah dari Microsoft sebesar $ 75.000 (sekitar 727.5 juta rupiah dengan kurs 9.700).

Chong mengakui bahwa StethoCloud bergantung pada tingkat tertentu infrastruktur, karena memerlukan bukan hanya smartphone, tapi juga jaringan cepat.

Chong mengatakan langkah berikutnya adalah untuk menyewa klinis peneliti untuk mengumpulkan data untuk 10-12 bulan dan kemudian memvalidasi algoritma terhadap data klinis yang diperoleh dari pasien pediatric.