Film Iron Man III yang lagi gress dan menjadi perbincangan utama di kalangan penikmat film Sains Fiksi, tak hanya fiksi belaka. Pasalnya teknologi yang dipakai oleh Tony Stark bisa jadi jelmaan tren saat ini. Ya, mulai dari baju zirah hingga senjata yang digunakan digambarkan lebih maju dari eranya. Bukan tidak mungkin menjadi inspirasi untuk diwujudkan.

Berikut ada beberapa teknologi yang diciptakan terinspirasi dan ada di film-film Iron Man. Seperti yang dikutip Z4Comp dari DetikInet, Rabu (1/5/2013).

Replusor Ray Glove

Repulsor Ray, merupakan salah satu senjata andalan Iron Man yang acap kali digunakan. Semacam sinar laser yang ditembakkan dari bulatan cahaya di telapak tangan baju zirahnya.

Nah, salah satu teknisi laboratorium di Jerman, Patrick Priebe, menciptakan senjata yang mirip repulsor ray dari si miliader playboy tersebut. Bentuknya sederhana dan dipasangkan di tangan. Kekuataan energinya sendiri berasal dari bateri litihium-ion, yang dipasangkan di punggung tangannya.

Replusor besutan Priebe ini mampu mengeluarkan sinar laser warna biru. Sedikit berbahaya, karena dalam videonya bila terpapar sinar dalam waktu lama bisa membuat korek terbakar dan balon meledak.

Jet pack

Dengan baju perisainya itu, Tony Stark mampu terbang ke angkasa. Ini berkat dorongan semacam jet yang berada di tangan dan kakinya. Desain yang serupa sebetulnya sudah cukup lama ada. Setidaknya dalam catatan di tahun 1919, ilmuwan Rusia Aleksandr Fyodorvich membuat jet pack sederhana.

Kemudian tahun 1960, jet pack yang dipamerkan ke publik dilakukan oleh ilmuwan lain yang berasal perusahaan Bell Rocketbelt. Namun karena faktor biaya, proyek ini gagal 'terbang'.

Tapi mimpi itu belum mati, setidaknya berusaha kembali diwujudkan oleh perusahaan berbasis di Selandia Baru, Martin Aircraft. Mereka menciptakan armor ala Iron Man yang dapat terbang di udara kurang lebih selama 30 menit. Ingin memilikinya? Siap-siap saja merogoh kocek hingga USD 1 juta.

  

Armor / Baju Zirah Perang

DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) AS telah bekerja pada pengembangan semacam baju robot untuk meningkatkan fisik tentara AS selama lebih dari satu dekade. Pada tahun 2010, kontraktor pertahanan Raytheon meluncurkan salah satu hasilnya, yakni The XOS 2 exoskeleton.

Meskipun ditujukan terutama untuk digunakan dalam area support logistik, baju memungkinkan pemakai untuk membuat pukulan yang cukup berbahaya. Inbuilt hidrolik menangani membuat pengguna dapat melakukan pekerjaan tiga orang. Seperti mengangkat bahan berat, melewati medan terjal dan lainnya.

 

 Pengendali Barang dengan Pikiran

Dikembangkan oleh Samsung Emerging Technology Lab dengan Roozbeh Jafari yang merupakan profesor di University of Texas, kolaborasi mereka memungkinkan menggerakkan gadget dengan pikiran.

Sebagai langkah awal, Samsung ingin membuat aplikasi yang memungkinkan pengguna terhubung dengan gadgetnya melalui gelombang pikiran. Melalui aplilkasi ini pengguna dapat memutar lagu, mengganti trek, membuka aplikasi, mematikan dan menghidupkan tablet, serta beberapa fungsi lainnya. Percobaan ini pun sukses dilakukan dengan menggunakan perangkat pembaca gelombang pikiran. Bentuknya seperti topi, namun di situ terdapat elektroda EGG yang dipakai untuk menerjemahkan perintah dari pikiran agar bisa dieksekusi di tablet.

"Menemukan cara baru berinteraksi dengan gadget adalah tujuan utama proyek ini. Beberapa tahun yang lalu hanya tombol kecil yang menjadi satu-satunya cara untuk mengontrol telepon, namun kini pengguna dapat menggunakan suara, sentuhan, gerakan, dan gerakan mata untuk berinteraksi dengan perangkat mobile," kata Insoo Kim, insinyur Samsung yang mengagas proyek tersebut.

Hingga saat ini aplikasi tersebut masih terus disempurnakan, dan belum diketahui kapan kira-kira inovasi ini bisa digunakan oleh masyarakat luas.

Informasi di Depan Mata

Saat menggunakan baju zirahnya, Tony Stark dapat melihat segala informasi di layar dengan tembus pandang. Saat ini teknologi yang mirip sudah ada.

Ide itu terwujud di Google Glass, dimana pengguna dapat merasakan sensasi seperti Stark yang bisa mencari apapun di depan matanya langsung. Sederhana saja, karena internet yang terhubung di Google Glass memungkinkan mencari di layar kacamata penggunanya.

Membuka Google Maps, mencari di mesin pencarinya, hingga melakukan video call akan terlihat semakin keren. Simak contohnya seperti video berikut.

  

Jarvis

Selain Peper Pots, Tony Stark juga bergantung pada Jarvis. Semacam asisten pribadi digital yang bisa melakukan apapun yang diperintahkan olehnya.

Jarvis yang dibesut Stark ini memang bukan sembarangan, karena dia menggabungkan antara data dan kecerdasaan buataan (Artificial Inteligent). Sehingga, perintah apapun bisa direspon dengan cepat.

Nah, hal serupa juga dikembangkan oleh Dr Diane Cook dari Washington State University’s school of Computer Science and Electrical Engineering. Kunci dari teknologi yang dikembangkan Cook adalah mencari dan menginterpretasikan informasi dan kemudian secara mandiri melaksanakan kecerdasan tersebut sesuai perintah atau secara langsung tanpa perintah.

Misalnya bila suhu ruangan rumah panas, maka AC di rumah akan secara otomatis menyesuaikan. Termasuk mempelajari kebiasaan si empunya rumah.